Mengenang Perasaan

Kamu tahu pasti apa yang menyebabkan aku menyukai kesepian. Bukan perihal jarak ataupun waktu yang memisah perasaan. Kita tetap duduk berdua berdampingan. Membagi cerita lewat aksara, tapi sendirian aku membagi perasaan.


“Seperti kehilangan aku memandang lekat Tanpa permisi padamu. Menyelam kesorot matamu, memastikan bahwa bukan aku saja yang terjatuh. Nyatanya, palsu yang aku cari berujung pembenaran yang membuatku menyimpan dalam-dalam. Bahwa aku baik-baik saja terjatuh sendirian”


Jarak kita hanya sebatas meja yang memisah, atau sebatas selang kursi kosong. Kamu tetap menjadi kamu. Hanya aku yang berbeda, berdiam menatap sambil menetralkan hati yang beradu, menormalkan detak jantung yang mengiringi detik jam berlalu.

Suatu saat jika memang waktunya hati ini meminta menyerah. Tolong biarkan aku nyaman bersama kesepian. Karena dengannya aku mampu membagi bagaimana menahan sesak ketika melihatmu benar benar jatuh kepada orang lain.